Selasa, 18 Agustus 2015, saat bersiap-siap berangkat ke kantor, mama telepon, Nenek Tati meninggal.
Innalillahi wa innailaihi raji'un...
Alhasil aku urungkan berangkat ke kantor, dan ikut mama ke Jakarta. Pasalnya, tak pernah sekalipun aku ikut setiap mama mengunjungi keluarga Aki Suma ini. Begitupun sebaliknya, saat keluarga besar Aki Suma ke Menes pun, aku nggak pernah sempat bertemu. Sekali-kalinya bertemu waktu Aki Oceu (Kostama Sumapraja) meninggal dan di makamkan di pemakaman keluarga Supandri di menes. Katanya, waktu sebelum meninggal dulu, alm. Aki Oceu ini pernah pesan kalau meninggal ingin dimakamkan dekat dengan Nenek Ikoh. Seperti Nenek Tati, yang pernah pesan ingin dimakamkan di Bandung, di pemakaman kelaurga Nenek Tati.
Nenek Tati adalah menantu dari Aki Sumapraja, dimana Aki Sumapraja ini adalah adik dari Aki Atmawikarna, ayahnya Nenek Ikoh (mamih, nenek dari mama). Sewaktu Nenek Ikoh masih ada, keluarga Aki Suma yang paling dekat dengan Nenek Ikoh adalah Nenek Tati ini. Setiap tahun, Nenek Ikoh selalu berkunjung ke rumah Nenek Tati, sekalinya absen pun selalu di tanyain sama Nenek Tati. Aku ingat sekali, kalau Nenek Ikoh pulang dari rumah Nenek Tati, pasti selalu bawa minimal satu dus bahan baju atau baju yang menurut aku masih sangat bagus, bahkan dari aku SD sampai sekarang aku berusia 25 tahun, baju-bajunya masih aku pakai *efek mahal x ya, hihi.
Begitupun sebaliknya, setiap sebelum pergi ke rumah Nenek Tati, Nenek Ikoh selalu dari jauh-jauh hari bikin kue-kue kesukaan Nenek Tati yang katanya gak beliau temukan di Jakarta. Begitulah kedekatan Nenek Tati dengan Nenek Ikoh. Sehingga, walaupun aku hanya tau cerita tentang Nenek Tati dari Nenek Ikoh dan baru bertemu saat Nenek Ikoh udah nggak ada, aku cukup merasa kagum, bahkan sangat kagum pada sosok Nenek Tati ini. Nenek Ikoh cerita, kalau Nenek Tati ditinggal suaminya (Gutawa Sumapraja) saat anaknya masih kecil-kecil, tapi hebatnya, Nenek Tati tidak pernah menyerah atau putus asa dalam menghadapi hidup, justru anak-anaknya menjadi orang berhasil semua, tiga diantaranya adalah Om Gandira Gutawa Sumapraja yang sekarang menjabat Direksi di perusahaan BUMN Wijaya Karya, Om Erwin Gutawa yang merupakan musisi sukses dan terkenal di Indonesia, dan Tanteu Miranti Gutawa yang seorang Ahli Gizi ternama. Kurang lebih sama dengan perjuangan Nenek Ikoh membesarkan anak-anaknya, hanya saja kesuksesan anak-anak Nenek Ikoh memang tak sesukses anak-anak Nenek Tati, tapi sekedar cukup sukses. Dua nenek hebat :)
Hari ini, untuk pertama kalinya aku berkunjung ke rumah Nenek Tati. Tiba di sana, aku, mama, teteh, dan ketiga bibiku disambut oleh tanteu Teni Gutawa, adiknya Om Erwin. Mata Tanteu Teni terlihat merah dan sembab, sepertinya Tanteu Teni telah banyak menangis. Kedatangan kami hampir saja telat. Begitu kami datang, jenazah alm. Nenek Tati sedang di do'akan, lalu dibawa ke masjid untuk dihalatkan dan kemudian akan di bawa ke Bandung, kata Tanteu, Nenek akan dimakamkan di Astana Anyar, Bojong Loa Bandung. Karena itu, kami hanya sebentar disana. Setelah bertemu dengan Om Erwin, Tanteu Dindin, Nenek Dida dan anaknya, Nenek Nas, dan saudara lainnya, kami pun kembali pulang.
Selamat Jalan Nenek Tati, semoga amal ibadahmu diterima di sisi-Nya.
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar